Arsip Blog

Weekend with Lala


blig-of-lifePekan lalu saya mengeluh soal weeked yang nyaris selalu menyebalkan. Tapi kali ini rasanya lain, very special. Soalnya weekend kulalui asyik masyuk bersama Lala Purwono lewat her book ‘The Blings of My Life’.

Ya, pagi tadi aku senyam senyum sendiri menerima buku yang dibubuhi tandatangan dan sebaris kata ungkapan persahabatan dari Lala. Bagi orang lain, menerima hadiah buku mungkin dianggap biasa-biasa saja. Tapi bagiku, award The Blings of My Life ini setara dengan Oscar Award seperti pernah dirasakan Meeryl Streep atau Robert de Niro.

Nah, proses mendapatkan buku ini saya anggap sangat berkesan, sebab sang penulis Lala Purwono, memberi tantangan dalam blognya (jeunglala.wordpress.com), bagi siapa saja yang bisa mendiskripsikan gambaran pribadi Lala tuh…..dengan tepat, akan menerima hadiah buku, yang dilaunching pada 14 November lalu itu.

Saya merasa surprise, ternyata dari sekitar 74 responden, saya masuk pada posisi 6. Posisi yang lumayan membanggakan, sebab pada awalnya Lala memang menyatakan cuma 10 komentator terbaik yang berhak diberi hadiah. Tapi, Lala kemudian berbaik hati dan menambah jumlah penerima menjadi 15 orang. 

The Blings of My Life yang kesohor itu sudah saya terima Sabtu pagi tadi. Jadilah, weekend kali ini saya lalui dengan sumringah dan perasaan berbunga-bunga, melalap seluruh menu kehidupan yang disajikan Lala dalam bukunya itu.

Sejujurnya, saya baru sempat membaca beberapa halaman saja. Namun secara objektif, saya simpulkan segala kegelisahan, kegembiran, dan kontemplasi yang dituangkan Lala dalam buku ini semuanya inspiring dan mengandung wisdom yang seharusnya bisa mengubah mind set (cara berpikir) pembaca ke arah lebih baik dan selalu positive thingking dalam menjalani kehidupan.

Lala misalnya suatu ketika mengeluh soal berat badannya yang tak ideal hingga ingin memuntahkan makanan yang sudah terlanjur ditelannya, tetapi di sisi lain dia kemudian terbayang pada sekelompok orang yang untuk mencari sesuap nasi saja pun harus kelimpungan, sehingga dia trenyuh dan merasa tak sepantasnya selalu mengeluh cuma soal ukuran badan.

Jeunglala juga merasa enjoy saja, kendati dalam usianya sekarang (28 tahun) belum juga terdapat tanda-tanda akan segera menikah. Sebab bagi dia, yang datang pasti datang. Yang tidak datang, pasti tidak datang. “Dont wait, biar bagaimanapun….we’ll soon get there…,” katanya.   

The Blings of My Life, memang sebuah cermin diri yang dengan apik mengupas tuntas pergulatan batin seorang blogger bernama Lala Purwono, yang mengurai secara jujur gejolak jiwanya tanpa bermaksud menggurui serta merasa dirinya lebih hebat dari orang lain.

So, pas sekali komentar Daniel Mahendra  tentang buku ini, “bahwa kita bisa belajar dan berkaca dari pengalaman hidup orang lain. Sehingga rawian-rawian yang ada dalam buku ini begitu bermakna. Sesuatu yang membuat kita merasa ada”.  

Buku ini menarik dibaca, karena pengalaman pribadi yang diungkap di dalamnya, bisa jadi hampir sama dengan apa yang kita alami sehari-hari. Karenanya saya merasa bahagia pada weekend kali ini bisa bercumbu dengan Lala, kendati cuma lewat buku. 

Mungkin weekend bulan depan, saya akan beroleh giliran bercumbu dengan Mbak Tutinonka. Maksudnya dengan novel-novelnya yang legendaris itu. Ya, siapa tahu.  Hmmm.