Arsip Blog

Mengapa Barca Hancur Lebur ?


GambarAsisten Pelatih Barcelona Jordi Roura mempertanyakan keabsahan dua dari empat gol yang dicetak Bayern Munich ke gawang timnya. Dua gol itu ia nilai ilegal.
Empat gol dilesakkan para pemain Bayern ketika menjamu Barca di laga leg I semifinal Liga Champions di Allianz Arena, Rabu (24/4) dinihari WIB, dalam kemenangan 4-0. Dari empat gol tersebut, dua gol di antaranya disebut Roura ilegal.
Terlepas dari penilaian Roura tersebut, secara umum penampilan Barca kali ini memang sangat jauh di bawah standar. Terbukti, sepanjang 90 menit pertandingan, sama sekali tidak ada shot on goal or goal attemp, yang mengancam gawang Neuer.
Dari sisi ball possesion, Barca memang tetap seperti biasanya, masih dominan. Tapi, ketika hendak memasuki memasuki kotak penalti Munchen, Messi, Iniesta, Sanchez, Xavi, seperti membentur tembok, yang sangat sukar ditembus.
Kendati, secara teknis permainan, Munchen memang layak memenangkan pertandingan semi final Liga Champions leg pertama itu. Namun, kekalahan dengan skor mencolok 0-4, tetaplah merupakan hal yang sangat mengejutkan dan bisa disebut, tak seorang pun berani meramalkan, Barca akan kalah setelak itu.
Pertanyaannya, mengapa Barca sampai hancur lebur dan harus pulang dengan menanggu malu ? Jika dicermati, dari pertandingan melawan Munchen kemarin, setidaknya terdapat tiga hal penyebab kekalahan Barca.
Pertama, pelatih Tito Villanova kurang mampu menganalisis pertandingan dan melakukan pergantian pemain yang tepat. Dia juga terkesan kurang piawai dalam menerapkan strategi meredam permainan ‘ganas’ tim besutan Jupp Heynckes tersebut.
Setelah melihat kedigdayaan Munchen melibas tim sekelas Juventus di perempat final dengan agregat 5-0, mestinya Villanova mampu meramu taktik yang tepat, misalnya dengan cara memperkuat lini pertahanan, atau berupaya menerapkan man to man marking yang ketat.
Kedua, rapuhnya lini pertahanan Barca kelihatannya hingga kini belum juga bisa dibenahi Villanova dan Jordi Roura. Jangankan Munchen, tim sekelas Real Sociedad dan Malaga saja di La Liga, begitu mudah menembus jantung pertahanan Barca. Kelemahan sektor pertahanan inilah menyebabkan mudahnya pemain Munchen membobol gawang Valdes.
Ketiga, pasca mengalami cedera melawan PSG, kelihatannya Messi belum sepenuhnya pulih. Kondisi Messi yang tidak 100 persen fit itu, juga menjadi penyebab tidak keluarnya sentuhan magis ‘el pulga’ pada partai semifinal tersebut.
Last but not least, sepeninggal pelatih Jose ‘Pep’ Guardiola, harus diakui pula trend permainan Barca memang mengalami penurunan. Pola permainan Messi dkk memang tidak banyak mengalami perubahan dan tetap enak dinikmati, tapi sudah semakin gampang diredam tim lawan.
Jika pelatih Villanova tidak melakukan berbagai perubahan signifikan dalam taktik permainan serta segera melakukan pembenahan total di sektor pertahanan pada musim depan, dapat dipastikan, Barca akan semakin terpuruk dan sulit bersaing di level Liga Champions.(**)